Ceritatetangga.com – Birahi Bunda Serta Anaknya Bunda Ambar berumur 47 tahun, pekerjaannya selaku karyawan industri asuransi di kota Jakarta. Penampilannya sangat menarik. Wajah ayu sebab dia merupakan seseorang peranakan ArabSundaJawa. Bentuk badan badannya besar, montok serta berisi. Payudaranya besar, mengkal, walaupun agak turun menyamai buah kelapa. Pinggangnya ramping serta kian ke dasar pinggulnya membengkak semacam gentong besar. Bokongnya bundar, besar, serta kencang mendongak semacam bebek yang megalmegol apabila dia berjalan. Kakinya panjang indah menyamai kaki belalang.
Betis halus lembut berupa bulir padi yang berisi ditumbuhi bulubulu halus yang kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih. Pahanya kian ke atas kian membengkak serta bulu halus itupun kian ke atas kian jelas menghiasinya. Gerakgeriknya lembut keibuan serta tenang penuh kematangan. Suaranya merdu agak mendesah serta menggairahkan. Suaminya bernama Pak Widyo, berusia 53 tahun serta bekerja di industri minyak asing. Dari pernikahan mereka, dikaruniai 3 orang anak. 2 orang anaknya wafat sebab musibah mobil sewaktu mereka kecil, sebaliknya yang masih hidup hanya Rudi yang telah berumur 18 tahun serta duduk di bangku SMU.
Kemauan buat mempunyai anak telah tidak membolehkan lagi sebab rahim Bu Ambar telah dinaikan sebab terdapatnya indikasi kanker rahim. Karenanya atensi mereka terhadap Rudi sangatlah kelewatan. Semenjak kecil mereka senantiasa memanjakan Rudi serta penuhi seluruh permintaannya apapun itu. Apabila Rudi masuk angin sedikit saja mereka hendak dibuatnya kalang kabut. Peristiwa dimulai kala Pak Widyo tugas meninjau ladang minyak baru di lepas tepi laut. Di rumah hanya ditunggui oleh Bu Ambar, Rudi serta seseorang pembantu separuh baya Mbok Inah namanya.
Semacam biasa, pada malam hari Rudi lagi belajar buat mengalami Ebtanas pekan depan. Dia tengah padat jadwal berkutat dengan soalsoal latihan kala ibunya tiba bawa santapan kecil untuknya sembari menenteng majalah. Rud, ini terdapat oleholeh dari Bogor tadi siang buat menemani kalian belajar, kata ibunya sembari meletakkannya di atas meja belajar Rudi. Kapan Bunda tiba, kok suara mobilnya tidak kedengaran, tanya Rudi sembari senantiasa memelototi soalsoal susah di depannya. Baru saja Rud, ini bunda telah gunakan pakaian mandi ingin mandi, jawab ibunya.
Sembari menunggu air panasnya Bunda ingin membaca majalah dahulu di kamarmu, sambung ibunya sembari merebahkan diri di ranjang yang membelakangi meja belajar Rudi. Ya, boleh saja tetapi jangan hingga ketiduran nanti malah tidak jadi mandi, timpal Rudi. Pendek cerita Rudi setelah itu berkonsentrasi lagi dengan belajarnya. Kesimpulannya sehabis nyaris 1 jam dia merasakan matanya mulai letih, dia memutuskan buat tidur saja. Sewaktu Rudi beranjak dari kursinya serta membalikkan tubuhnya, tatapannya terpaku pada wujud badan montok yang teronggok di atas ranjangnya. Warnanya sebab sangat keletihan, ibunya ketiduran. Posisi tidurnya tidak karuan.
Tangannya telentang sedangkan kakinya mengangkang lebar semacam orang yang lagi melahirkan. Pakaian mandi ibunya yang panjangnya selutut terlihat tersingkap sehingga paha putih lembut ibunya dapat nampak jelas. Rudi bimbang, apakah wajib membangunkan ibunya ataupun menikmati panorama alam indah serta sangat jarang ini dahulu. Lebih dahulu dia tidak sempat beranggapan kotor terhadap ibunya sendiri tetapi entah mengapa serta setan mana yang merasuki dirinya sehingga dia merasakan rangsangan kala memandang paha ibunya yang tersingkap. Lama- lama didekatinya tepian ranjang dengan hati berdebardebar.
Dicermati dengan seksama badan ibunya yang montok serta mukanya yang ayu keibuan dari ujung kaki hingga ujung kepala. Rudi menyadari nyatanya ibunya sangat menawan serta menggairahkan. Setelah itu dengan tangan gemetaran diberanikannya dirinya mengeluselus kaki ibunyna hingga ke paha. Begitu halus, lembut serta hangat kulit ibunya dia rasakan. Kala memegang paha yang ditumbuhi bulubulu halus, Rudi merasakan kehangatan yang kian terasa mengalir ke telapak tangannya. k*********a jadi mengencang keras serta membuat celananya terasa sesak serta ketat. Jantungnya kian berdegup kencang kala dia meneruskan belaian tangannya kian jauh ke arah pangkal kaki yang masih tertutupi pakaian mandi ibunya. Kulit tangannya merasakan hawa yang kian hangat serta lembab kala tangannya kian jauh menggerayangi pangkal kaki ibunya yang bak belalang itu. Gerakannya terhenti kala dia merasa sudah meraba bulubulu halus yang rimbun sekali serta memegang gundukan daging yang begitu lunak serta hangat. Sebagian dikala dia merabaraba gundukan daging lunak hangat itu. Kesimpulannya dengan rasa penasaran dia singkapkan pakaian mandi ibunya ke atas. Sehingga saat ini di depan matanya teronggok bagian s**********n serta pinggul ibunya yang besar serta montok. Bulubulu halus yang sangat rimbun terlihat berkembang di dekat a**s, kemaluan hingga perut bagian dasar. Begitu panjangpanjang serta lebatnya bulu kemaluan ibunya hingga kemaluan ibunya agak tertutupi.
Setelah itu dengan tangannya dia sibakkan bulubulu kemaluan di dekat kemaluan ibunya. Sehingga saat ini kemaluan ibunya terlihat jelas nampak. Gundukan daging yang memanjang membujur di s**********n nampak empuk serta menggunung bercorak agak kegelapan. Apabila dicermati wujudnya mirip mulut monster berkerutkerut. Ini tentu yang namanya labium mayora( bibir besar) semacam dalam atlas anatomi, batin Rudi. Dari celah atas bibir monster yang besarnya setempurung kelapa itu nampak menonjol keluara bulatan daging sebesar kacang tanah yang bercorak kemerahmerahan.
Jika yang ini tentu yang namanya k******t, pikir Rudi lagi sembari mengusapusap benjolan liat itu. Setelah itu jarinya dia gerakkan ke dasar memegang lipatlipat daging yang memanjang yang mirip daging pada kantong buah pelir lakilaki. Wah, nyatanya labium minora Bunda telah memble begini, tentu sebab sangat kerap dipakai Ayah serta buat melahirkan, batin Rudi. Hidungnya kemudian disorongkan ke muka kemaluan sebesar mangkok bakso itu. Sembari membelaibelai bebuluan yang mengitari kemaluan ibunya itu, Rudi menghiruphirup aroma harum khas kemaluan yang menusuk dari kemaluan ibunya itu. Tidak puas dengan itu, dia meneruskan dengan jilatan keseluruh sudut s**********n ibunya.
Sehingga saat ini kemaluan di hadapannya basah kuyup oleh air liurnya. Dijulurkannya panjangpanjang lidahnya ke arah klitorisk serta menggelitik bagian itu dengan ujung lidahnya. Sedangkan tangan satunya berupaya membebaskan jalinan tali pakaian mandi, serta sehabis lepas menyingkapkan pakaian itu sehingga saat ini badan montok ibunya lebih terbuka lagi. Muka Rudi hingga terbenam sepenuhnya dalam kemaluan ibunya yang sangat besar itu, kala dengan gemas dia melekatkan wajahnya ke permukaan kemaluan ibunya supaya lidahnya dapat merambah celah bibir monster itu. Usahanya tidak sukses sebab bibir itu sangat tebal menggunung sehingga ujung lidahnya cuma dapat menyapu sedikit ke dalam saja dari celah bibir monster itu. Dia merasakan gundukan daging itu sangat empuk, hangat serta agak lembab. Sedangkan itu Bu Ambar masih senantiasa lelap dalam mimpinya serta tidak menyadari sedikitpun apa yang dicoba anak yang sangat disayanginya terhadap dirinya. Nyatanya dia benarbenar keletihan sehabis seharian tadi berangkat keluar kota mendatangi resepsi perkawinan saudara jauhnya. Dengkurannya malah kian keras terdengar. Sembari senantiasa membenamkan wajahnya ke kemaluan besar itu, Rudi mencapai p******a ibunya yang sebesar buah kelapa dengan tangannya. Diremasremasnya lama- lama p******a mengkal yang putih lembut itu. Rasanya hangat serta kenyal. Kemudian tangannya berpindah di dekat p****g s**u hitam kemerahan yang dilingkari bagian bercorak samar yang berdiameter lebar.
Kala tangannya memijitmijit p****g s**u itu dengan lembut, dia merasakan p******a ibunya meningkat kencang paling utama di bagian p****g tersebut. Denyutandenyutan di celah kemaluan ibunya pula terasa oleh bibirnya. Sedangkan itu dalam tidurnya ibunya nampak bernapas dengan berat serta mengerang lama- lama semacam orang yang lagi sesak nafas. Memandang ekspresi muka ibunya yang semacam orang lagi o*****e dalam filmfilm porno yang sempat ditontonnya, Rudi kian gemas. Sehingga sembari lidahnya menggelitik k******s ibunya, dia menusuknusukkan jari tangannya ke dalam celah kemaluan itu. Kian ke dalam rasanya kian hangat, lembab serta lunak.
Terdapat pijitan pijitan lembut dari lubang v****a ibunya yang membuat jari tangannya semacam dijepitjepit. Kian lama lubang itu kian basah oleh cairan bening yang agak lengket, sehingga kala jari tangannya ditarik nampak basah kuyup. Ibunya saat ini kian keras mengerang serta terengahengah dalam tidurnya. Warnanya dia merasakan kenikmatan dalam mimpi, kala kemaluan serta payudaranya dijadikan benda mainan oleh anaknya. Pinggulnya mulai menggeliatgeliat serta kakinya turut menendangnendang kasur. Memandang tingkah ibunya yang sangat menggoda itu, Rudi tanpa banyak berpikir lagi lekas membebaskan kaos serta celananya. Sehingga saat ini dia berdiri di depan badan bugil ibunya dengan kondisi bugil pula Tubuhnya nampak besar serta perkasa dan penisnya mencuat kuat serta besar ke atas. Uraturat p***s itu nampak beronjolan semacam ukiran yang mengelilingi penisnya yang berdimensi panjang 20 centimeter serta diamerer batang 5 centimeter. Kepala penisnya yang sebesar bola tenis nampak kemerahmerahan serta menganggukangguk semacam sangat besar buat bisa disangga oleh batang k*********a. Dia mau menusukkan batang penisnya ke dalam kemaluan ibunya, tetapi dia raguragu apakah lubangnya tadi lumayan. Dia saat ini menyamakan ujung penisnya dengan kemaluan ibunya yang sebesar mangkuk bakso.
Kayaknya dapat bila dipaksakan, pikirnya setelah itu. Kemudian dia naik ke atas ranjang serta menekuk kakinya di antara kangkangan lebar kaki ibunya. Ditempelkannya ujung penisnya ke celah mulut monster yang hangat serta lunak itu. Dengan ditunjukan satu tangannya dia berupaya menusukkankan penisnya ke mulut v****a yang bercorak kemerahan sehabis lebih dahulu celah bibir itu dikuakkan lebarlebar dengan tangan satunya lagi. Mulut liang peranakan ibunya terasa kecil sekali, tetapi sebab terdapatnya lendir yang telah keluar tadi buatnya agak licin. Dengan mendesak pantatnya kuatkuat, sebagian kepala penisnya sukses masuk dijepit mulut v****a yang nampak rapat tersebut.
Rudi merasakan agak sedikit pegal di kepala penisnya sebab jepitan kokoh muulut v****a. Sedangkan ibunya mulai memperlihatkan pemahaman dari tidurnya. Saat sebelum ibunya benarbenar terpelihara, Rudi menekankan kuatkuat pinggulnya ke arah s**********n ibunya sembari merebahkan diri diatas badan bugil ibunya. k*********a dengan kilat menerobos masuk dengan kilat ke dalam lubang yang relatif kecil itu. Bunyi Prrtt.. terlihat keras terdengar kala p***s besar Rudi menggesek permukaan liang senggama ibunya. Bu Ambar lekas terpelihara kala menyadari badannya terasa berat ditindih badan besar serta perkasa anaknya.
Sedangkan itu k*********a pula agak perih serta seperi ingin robek sebab dorongan paksa barang bundar panjang yang yang sangat besar. Dia merasa selangkangannya semacam terbelah oleh barang hangat serta berdenyutdenyut itu. Perutnya agak mulas sebab sodokan keras barang itu. Liang peranakannya terasa ingin jebol sebab muat secara paksa barang besar yang terasa hingga masuk rahimnya itu. Kala didapatinya anaknya yang melaksanakan ini seluruh terperanjatlah Bu Ambar. Lekas berupaya mendesak badan perkasa anaknya yang mendekap erat di atas badannya yang tanpa busana lagi.
Kakinya menjejakjejak kasur serta pinggulnya dia goyanggoyangkan serta hentakhentakkan buat membebaskan k*********a dari barang sebesar knalpot motor. Tetapi Rudi kian merasa keenakan dengan gerakan merontaronta ibunya itu sebab penisnya jadi turut terguncangguncang di dalam liang peranakan. Dia merasakan liang itu terasa sangat hangat serta berdenyutdenyut memijit k*********a. Badan montok ibunya yang didekap erat terasa hangat serta empuk.
Rud apa yang kalian jalani pada Bunda, lepaskan, lepaskan..! teriak ibunya pelan sebab khawatir membangunkan Mbok Inah sembari senantiasa menggeliatgeliatkan badan montoknya berupaya membebaskan diri. Bu, Rudi mau dikelonin seperti dahulu lagi, Rudi merengek sembari kian memencet badan polos ibunya. Rud. Ini tidak boleh Rud. Saya kan ibumu, nak, kata ibunya yang saat ini telah mulai mengendurkan perlawanannya yang siasia. Letaknya memanglah telah kalah. Badannya telah ditelanjangi, didekap kokoh dan kakinya mengangkang lebar sehinnga selangkangannya terkunci oleh barang besar irtu. Bu, Rudi pokoknya mau dikelonin Bunda. Jika tidak ingin berarti Bunda tidak sayang lagi sama Rudi.
Rudi ingin cari p*****r saja di pinggir jalur, sahut Rudi dengan nada keras. Jangan, Rudi tidak boleh beginian dengan perempuan bandel. Nanti jika kena penyakit kotor, Bunda yang pilu, kata ibunya pelan sembari mengusap rambut Rudi lama- lama. Ya, telah sebab telah terlanjur malam ini, Rudi Bunda kelonin. Tetapi jangan beritahu Bapakmu, nanti dia dapat marahmarah, sambung ibunya pelan sembari tersenyum penuh kasih sayang. Jadi Rudi boleh, Bu. Terima ksih Ya, Bu. Rudi sayang sekali sama Bunda, kata Rudi sembari mengecup pipi ibunya. Iya, Bunda pula sayang sekali sama Rudi. Makanya Rudi boleh sesukanya melaksanakan apapun pada Bunda. Yang berarti Rudi tidak mengumbar nafsu ke manamana. Janji, ya Rud, kata ibunya. Iya Bu, Rudi pula tidak ingin sama yang lain sebab tidak terdapat yang secantik serta sesayang Bunda, kata Rudi dengan mengendorkan pelukan kuatnya sehingga saat ini ibunya tidak merasa sangat berat lagi menahan beban badannya yang telah berat itu. Tetapi Rudi wajib melaksanakannya dengan pelan. Karena memiliki Rudi sangat besar, tidak semacam umumnya yang kerap Bapakmu masukkan ke dalam memiliki bunda, kata Bu Ambar memohon penafsiran Rudi. Memanglah bentuk badan badan Rudi menjajaki garis generasi Bu Ambar, tidak semacam ayahnya yang pendek serta kecil.
Telah, saat ini memiliki Rudi digerakkan pelanpelan naikturun. Tetapi pelan ya Rud! perintah ibunya lembut pada Rudi sembari membelaibelai rambut anaknya penuh kasih sayang. Saat ini Rudi mulai menggerakgerakkan penisnya naikturun lama- lama di dalam liang kecil yang hangat itu. Liang itu berdenyutdenyut, semacam ingin melumat k*********a. Rasanya nikmat sekali. Saat ini mulutnya dia dekatkan ke mulut ibunya. Mereka juga berciuman mesra sekali, silih menggigit bibir, berukar ludah serta mempermainkan lidah di dalam mulut yang lain. Tangan Rudi mulai menggerayangi p******a putih lembut yang telah membeku meningkat liat itu. Diremasremasnya lama- lama, sembari sesekali dipiojitpijitnya bagian p****g s**u tang telah mencuat ke atas. Tangan Bu Ambar membelaibelai kepala anaknya dengan lembut. Pinggulnya yang besar dia goyanggoyangkan supaya anaknya merasakan kenikmatan di dalam selangkangannya. Sedangkan vaginanya mulai berdahak lagi serta gesekan perlengkapan kelamin bunda serta anak itu memunculkan bunyi yang seretseret basah. Prrtt.. prrtt.. prrtt.. ssrrtt.. srrtt.. srrtt.. pprtt.. prrtt.. p***s besar anaknya memanglah terasa sekali, membuat k*********a semacam ingin robek. Vaginanya jadi membesar besar kemerahmerahan semacam baru melahirkan. Membuat syarafsyaraf di dalam liang senggamanya jadi sangat sensirif terhadap sodokan kepala p***s anaknya.
Sodokan kepala p***s itu terasa ingin membelah bagian selangkangannya. Belum lagi uraturat besar semacam cacing yang menonjol di sekitar batang kemaluan anaknya membuat Bu Ambar merasakan nikmat. Walaupun agak pegal serta perih tetapi rasa lezat di k*********a lebih besar. Dia merasakan semacam dikala malam awal. Agak sakit tetapi lezat. Lendirnya saat ini kian banyak keluar membanjiri k*********a, sebab rangsangan hebat pada Bu Ambar. Kala Rudi membenamkan segala batang k*********a, Bu Ambar merasakan semacam barang besar serta hangat berdenyutdenyut itu masuk ke rahimnya. Perutnya saat ini telah dapat membiasakan diri tidak mulas lagi kala dikala awal tadi anaknya menyodoknyodokkan penisnya dengan keras. Bu Ambar saat ini mulai mengarah puncak o*****e. Vaginanya mulai menjepitjepit dengan kokoh p***s anaknya. Kakinya diangkatnya menjepit kokoh pinggang anaknya serta tangannya menjambakjambak rambur Aanaknya. Dengan sebagian hentakan keras pinggulnya, muncratlah air maninya dalam lubang k*********a menyiram serta mengguyur kemaluan anaknya. Sehabis itu Bu Ambar terkulai lemas di dasar badan berat anaknya. Kakinya mengangkang lebar lagi pasrah menerima tusukantusukan kemaluan Rudi yang terus menjadi kilat. Tangannya menelentang, memperlihatkan bulu ketiaknya yang berkembang produktif rimbun serta panjang. Mengenali perihal itu Rudi membebaskan kulumannya pada mulut ibunya supaya dia dapat bernafas lega.
Bu Ambar nampak terengahengah semacam baru lari maraton. Bunda telah tua, Rud. Tidak seperti dahulu lagi dapat tahan hingga lama. Tenaga serta keadaan raga Bunda tidak sekuat dahulu lagi. Jadi, Bunda tidak dapat mengimbangi kalian, bisik ibunya sembari mengendalikan nafas. Keringat Bu Ambar terlihat bercucuran dari sekujur badannya membuat hawa terus menjadi hangat. Tanpa merasa letih Rudi terus memacu penisnya serta sesekali menggoyanggoyangkan pinggulnya. Kayaknya dia mau mengorekngorek tiap sudut jalur balita yang dahulu dilaluinya. Suara bunyi becek kian keras terdengar sebab liang itu saat ini telah dibanjiri lendir kental yang buatnya agak lebih licin.